LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH PENYULUHAN
MATA KULIAH PENYULUHAN
“PENGENALAN SISTEM RECORDING UNTUK MEMAKSIMALKAN PRODUKTIVITAS TERNAK KAMBING DI KECAMATAN GONDANG, BOJONEGORO, JAWA TIMUR”
Disusun Oleh :
Dimas Arif Rohman Hakim 125050101111066
M Zahid Izzah Rabani 125050101111087
Anisa Wulandari 125050107111005
KELOMPOK 16
KELAS B
KELAS B
PROGRAMS STUDI PETERAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke
hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan petunjuk-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengenalan Sistem
Recording untuk Memaksimalkan Produktivitas Ternak Kambing di Kecamatan
Gondang, Bojonegoro, Jawa Timur”. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas praktikum mata
kuliah Penyuluhan.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
selaku penyusun selalu membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak terutama dosen pengajar kami Ibu Siti Azizah agar makalah yang telah
penyusun susun tersebut akan bisa mencapai standart yang lebih sempurna untuk
kami sajikan kepada para peserta didik.
Akhir
kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Malang,
04 Mei 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR
ISI................................................................................................ ii
DAFTAR
TABEL....................................................................................... iii
DAFTAR
GAMBAR................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 3
1.3 Tujuan....................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 3
1.3 Tujuan....................................................................................................... 3
1.4 Manfaat.................................................................................................... 3
BAB II. GAMBARAN UMUM PENYULUHAN.................................... 4
2.1
Gambaran Umum Kegiatan Penyuluhan.................................................. 4
2.2
Gambaran Umum Masyarakat Sasaran.................................................... 4
BAB III. METODE PENYULUHAN........................................................ 5
3.1
Metode Pelaksanaan................................................................................. 6
3.1.1
Persiapan Kegiatan........................................................................... 6
3.1.2
Pelaksanaan Kegiatan....................................................................... 6
3.2
Gambaran Teknologi................................................................................ 7
3.3
Media Penyuluhan.................................................................................... 9
BAB
IV PENUTUP..................................................................................... 9
4.1 Simpulan................................................................................................... 9
4.2 Saran......................................................................................................... 9
DAFTAR
PUSTAKA
DAFTAR
TABEL
Tabel Halaman
1. Timeline
kegiatan penyuluhan ................................................. 7
2. Contoh
Recording pada ternak kambing.................................. 9
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Desain
Tag................................................................................ 8
BAB
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Konsumsi daging nasional dari tahun 2011 – 2012
mengalami peningkatan (BPS,2012) sehingga dengan data tersebut produksi ternak
di Indonesia perlu ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan pasar. Secara umum
pemenuhan kebutuhan daging dipenuhi dari ternak sapi namum dilain sisi kambing
juga memiliki potensi yang cukup menjanjikan, Kambing merupakan ternak yang penting bagi peternak
kecil, hampir disetiap peternak didesa memiliki sehingga peninkatan
produktivitas ternak guna pemenuhan kebutuhan daging. (Fuchs,2009)
Melihat
dari keadaan sosialan sebagian besar memiliki masyarakat Gondang, Kabupaten
Bojonegoro Jawa Timur yang sebagian besar berprofesi sebagai petani dan memiliki ternak kambing. Sehingga daerah
Gondang memiliki potensi yang cukup besar sebagai daerah penghasil daging
kambing.
Kendala
yang dihadapi adalah belum maksimalnya produktivitas ternak kambing, Di
dalam istilah yang genetik, perkawinan tertutup (Biak-dalam/Inbreeding) adalah
pembiakan dari dua Ternak yang berhubungan dengan satu sama lain, dampak
negatif dari inbreeding yaitu jika terjadi secara tidak terkendali dan tanpa
dilandasi pengetahuan yang baik adalah munculnya sifat-sifat merugikan yang
sebelumnya tertutup sifat dominan (resesif) (Gebre, 2012).Permasalahan dari
inbreeding yang langsung dirasakan adalah menurunnya kualitas benih.
Dewasa ini produksi dari peternakan
kambing di Desa Gondang, Kecamatan Gondang, Kabupaten Bijinegoro dirasa kurang
maksimal, hal tersebut diindikasikan karena beberapa faktor yang salah satunya
adalah factor genetic dari ternak kambing yaitu inbreading, sehingga
perlu dikenalkannya system recording pada ternak. Recording yang baik adalah
recording yang data-datanya dapat dipertanggung jawabkan dan dapat dipercaya
serta selalu aktual tiap hari. (Hollander,2010) Recording akan mempermudah
membuat keputusan yang tepat untuk program selanjutnya.
Gondang merupakan salah satu desa di Kabupaten Bojonegoro, suatu
desa yang memiliki dataran rendah yang di kelilingi pegunungan, kekayaan alam
di Desa Gondang bisa dibilang cukup melimpah. Sektor pertsanian singkong cukup
besar, sebagian besar warga berprofesi sebagai petani-peternak,dimana aktivitas
sehari-hari yaitu pergi kesawah atau lading, dan selanjutnya mengurus ternak. Tidak
sedikit warga yang memliki ternak kambing, bahkan beberapa memiliki perternakan
kambing yang cukup banyak. Namun produktvitas kambing di Desa Gondang masih
dirasa belum mencukupi, setelah dilihat melalui beberapa aspek pengamatan, dapat
disimpulkan bahwa rendahnya SDM dalam melakukan menejemen pemeliharaan drasa
sangat kurang, terutama dalam sector breading, di Desa Gondang menejemen
pemeliharaan tidak begitu diperhatikan, proses perkawianan dilakukan dengan
alami dan tidak adanya pencatan mengenai silsilah kambing.
Sudah waktunya peternaklebih professional
dalam mengelola usaha peternakan. Recording adalah suatu usaha yang dikerjakan
oleh peternak untuk mencatat gagal atau berhasilnya suatu usaha peternakan. Di
bidang usaha peternakan program recording identitas ternak dapat dicatat lebih
rinci sehingga dapat memudahkan teknis pemeliharaan. Terdapat
banyak waktu di mana peternak memerlukan informasi tentang seekor ternak,
antara lain : Ketika akan menseleksi
pejantan, terutama ketika ada keraguan-raguan akan kemungkinan terjadinya kawin
sedarah (inbreeding), ketika seekor dara
akan dikawinkan dan umurnya perlu diketahui. ketika sapi-sapi dara dievaluasi
untuk dikawinkan dan satu dari sekian banyak jantan yang ada harus dipilih sebagai
pemacek terbaik, ketika
mengevaluasitatalaksana pemeliharaan dan ketika menentukan apakah seekor sapi
memiliki ukuran tubuh yang tepat sesuai umurnya, ketika mengevaluasi performan
reproduksi dan mengevaluasi umur birahi pertama seekor sapi dara, ketika mencek
garis keturunan untuk menentukan sapi mana yang akan terus dipelihara dan mana
yang akan dijual, dan ketika akan mengafkir sapi dan perlu mengetahui umur sapi
tersebut.
Gambaran teknologi yang
diberikan adalah pemberian tanda identitas ternak berupa kode nomer yang
ditulis pada media kardus yang di solasi dan selanjutnya disematkan di tali
tambang kambing bagian leher, asalan dipilihnya media kardus adalah untuk
mempermudah petani peternak dalam pengadaan barabg, karena semua bahan baku pembuatan
kode kalung bias didapatkan dari lingkungan desa.
Dengan menejemen yang
lebih baik dapat diprediksi dengan sector pertanian yang mendukung serta
menejemen peternakan yang lebih baik dapat memberikan kombinasi yang cukup
menjajikan yaitu peningktan pendapatan serta peningkatan SDM sehingga akan
diikuti dengan pemberdayaan masyarakat Gondang dan tujuan akhir yang ingin
dicapi yaitu untuk menjadi Desa Sentra ternak kambing.
1.2
Rumusan
Masalah
Selama ini masyarakat
Desa Gondang, Kecamatan Gondang, Kebupaten Bojonegoro belum sadar terhadap
penggunaan sistem recording dalampeternak, khususnya ternak kambing, sehingga
sering terjadi inbreading yang
berakibatproduktivitas ternak kurang maksimal. Sehingga perlu diadakan
pengenalan sistem recording dalam pembibitan sehingga dapat dihindari
inbreading.
1.3
Tujuan
Kegiatan penyuluhan ini
bertujuan antara lain: memberikan informasi tentang Sistem Recording,
Memberikan kemampuan untuk melakukan recording pada ternak, Menghindari
inbreading dalam proses pembibitan, sehingga dapat memaksimalkan produktivitas
ternak kambing.
1.4
Manfaat
Setelah kegiatan
penyuluhan diharapkan masyarakat sasaran mengetahui apa itu
recording,Masyarakat mampu melakukan recording pada ternak, dan dapat
menghindari inbreading dalam pembibitan ternak, khususnya kambig. Sehingga
produktivitas ternak kambing dapat maksimal dan efisien.
BAB
II
GAMBARAN UMUM PENYULUHAN
GAMBARAN UMUM PENYULUHAN
2.1
Gambaran Umum Kegiatan Penyuluhan
Indonesia
merupakan negara agraris yang memiliki daerah-daerah pertanian dan peternakan menyebar
dipenjuru daerah. Diantara banyak daerah yang menjadi sentra pertanan maupun
peternakan , salah satunya ada di desa Gondang, kecamatan Gondang, Kabupaten
Bojonegoro dengan kondisi mata pencaharian masyarakatnya sebagian besar adalah
petani dan daerah ini berada pada dataran rendah. Hampir 60% masyarakat
beternak dengan komoditas kambing, tidak
sulit menemukan peternak kambing didaerah ini. Pertumbuhan pertenak semakin
banyak dan semakin cepat didesa ini , potensi berkembangnya peternak sangat
tinggi namun kita melihat ada beberapa permasalahan. Diantaranya populasi
kambing atau ternak tidak termanajemen dengan baik, tidak sedikit juga
terjadinya In-breeding di peternak yang disebabkan ketidak tahuan akan
manajemen yang baik. Hal-hal lainya seperti manejemen pakan yang kurang baik sehigga produktofitas ternak tidak
berkembang secara baik.
Ilmu yang
akan kita coba terapkan pada peternak adalah terkait manjemen / Recording
, ilmu ini bisa memberikan kemudahan
pada para peternak untuk melakukan manajemen perkawinan maka ilmu Recording ini
mutlak harus bisa diterapkan yaitu : waktu mengawinkan dan pecatatan saat
kelahiran. Dari mulai penjelasan siklus birahi, bakalan , hingga mengetahui
umur kambing yang dilahirkan secara tepat dan akurat, juga mengatur waktu
penyapihanya. Dan diharapkan setelah diberikn penyuluhan terkait recording
peternak bisa membuat perencanaan secara tersusun sistematis. Hal ini sesuai
dengan litelatur yang didapat dari Hastono (2014) bahwa pencatatan recording
yaitu untuk memudahkan petani dalam
melakukan manajemen perkawinan dan ini perlu dilakukan, dari waktu mengawinkan
pendataan dan pencatan umur yang tepat dan akurat. Selain dari kemudahan sistem
ini peternak diharapkan mengetahui
terkait intensitas mengawinkan dan korelasinya (Days open), pentingnya peternak
mengetahui masa kosong pada pejantan, agar peternak bisa mengatur kebuntingan
hewan ternaknya, Hal ini juga didukung oleh pendapat Anggareini (2003) bahwa
perlunya dialkuakn pembukuan pengaruh massa kosong pada pejantan. Dengan
pemahaman gambaran-gambt[ran ini peternak bisa maksimal dalam penentuan
kebuntingan ternaknya.
2.2
Gambaran Umum masyrakat Sasaran
Sekitar 60% masyarakat berprofesi
sebagai peternak kambing. Hewan ternak yang mereka miliki rata-rata dapatkan dari
warisan. Sehingga populasi peternak di Desa ini meskipun banyak tetapi tidak
merata dan mayoritas hanya sebagai
peternak dengan skala kecil. Dari 60% ini kita tidak memilih semua peternak
untuk melakukan penyuluhan terkait efektifitas manjemen/recording ini kita
melakukan observed dan memilih beberapa peternak yang dinilai mempunyai peluang untuk
berkembang maksimal. Dari beberapa ini diharapkan bisa melahirkan kembali
beberapa kelompok peternak kecil yang nanti akan mengajak rekan-rekan peternak
yang lain. Salah satu faktor yang dinilai dari pemilihan beberapa peternak ini
salah satunya jumlah kambing yang dimiliki dan dipilih indukan yang berkualitas
baik.
Masyarakat
ini dipilih karena populasi peternak semakin banyak dan manajemen tidak
dterapkan disini , sementara potensi desa ini untuk berkembang sangat baik.
Agar terciptanya pemahaman yang menyeluruh kepada para peternak terkait potensi
yang mereka miliki ketika mereka mau menerapkan proses recording ini. Proseses
ini tidak terlalu sulit diterapkan dari
mulai jumlah populasi, jumlah pemberian pakan, jumlah
produksi harian yang dihasilkan, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, tingkat
kematian (mortalitas) ternak yang dipelihara, penyakit yang menyerang, riwayat
kesehatan (medical record), obat yang dibutuhkan, vaksinasi yang dibutuhkan dan
masih banyak lainnya. Intinya semakin banyak pencatatan yang dilakukan akan
semakin baik manajemen usaha yang di jalankan (Bulo,2014).
BAB III METODE PENYULUHAN
3.1.
Metode pelaksanaan
a. Persiapan
kegiatan
Persiapan kegiatan ini meliputi :
-
Perijinan,
yang dimana dilakukan dengan perjinan kepada kepala Desa Godang Kota Bojonegoro
-
Menentukan
lokasi yang akan digunakan sebagai tempat penyuluhan
-
Melakukan
pendataan pada peserta
-
Menentukan
waktu pelaksanaan kegiatan penyuluhan tersebut.
b. Pelaksanaan
kegiatan
Setelah
memperoleh izin dari pihak terkait serta telah memperoleh data peserta dan
menentukan waktu pelaksanaan, maka dilaksanakan sosialisai program penyuluhan
yang akan diberikan kepada penduduk desa Gondang tersebut.
Metode penyuluhan yang digunakan
untuk Pengenalan Sistem Rekording Kambing di Desa Gondang, Kab Bojonegoro yakni
degan metode pendekatan kelompok (Group approach method) dan pendekatan masal
(umum). Pendekatan kelompok dilakukan dengan cara apabila di desa gondang
tersebut terdapat kelompok peternak kambing, sehingga dilakukan pendekatan
secara berkelompok. Dari pendekatan secara berkelompok ini untuk melaksanakan
sesuatu kegiatan yang tentunya lebih produktif atas dasar kerja sama, dengan demikian
pada pelaksanaannya dapat dilakukan secara berdiskusi, saling tukar pendapat,
dan penalaman.
Dalam
pendekatan secara kelompok ini, terlebih dahulu kami sebagai seorang penyuluh
melakukan pendekatan kepada ketua kelompok ternak tersebut, kemudian menjelaskan
maksud dan tujuan kami kesana, setelah ketua kelompok tersebut menyetujuinya ,
maka akan mengajak para anggota kelompoknya untuk mengikuti penyuluhan yang
kami lakukan. Dengan pendekatan ini, diharapkan dapat lebih optimal dalam
penyampaian materi yang akan kami jelaskan kepada peterak tersebut.
Metoda kedua yakni metode pendekatan secara massal.
Metode pendekatan ini dilakukan dengan cara melakukan penyuluhan secara
langsung kepada seluruh masyarakat peternak kambin di desa Gondang, Bojonegoro ini.
Namun kekurangan dari metode ini yakni untuk tigkat keberhasilannya kurang,
karena dilakukan secara bersama sama sehingga mungkin beberapa dari peserta
tersebut tidak mampu atau kurang memahami namun tidak berani untuk mengajukan
pertanyaan, sehingga mengakbatkan peserta tersebut tidak dapat menemui jalan
keluar dari permasalahn tersebut. Dipandang dari segi penyampaian informasi
tersebut memang baik, namun bila dipandang dari segi pemahaman peserta dan
keefektifan dalam proses penyampaian tersebut dinilai sangat kurang.
Tabel 1 Timeline kegiatan penyuluhan
Minggu ke -
|
Kegiatan yang
dilaksanakan
|
1.
|
Obeservasi pada peternakan
|
2.
|
Kegiatan penyuluhan yang akan
dilaksanakan
|
3.
|
Pelaksanaan pembuatan kalung
dan pratek secara langsung
|
4.
|
Evaluasi kegiatan yang telah
dilakukan
|
3.2.
Gambaran teknologi
Catatan
(records) yang lengkap dan akurat adalah ibarat tulang punggung bagi
pengelolaan suatu usaha ternak perah yang menguntungkan. Dengan adanya
penggunaan rekording yang lengkap dalam pengambilan keputusan-keputusan dapat
mengubah usaha ternak yang merugi menjadi menguntungkan dan bahkan mengubah
usaha yang menguntungkan menjadi jauh lebih menguntungkan. Berdasarkan
pengamatan selama bertahun-tahun dapat dikatakan bahwa salah satu penyebab
utama yang membuat sebuah usaha ternah perah merugi bahkah bangkrut adalah tidak
adanya rekording yang baik. (Marti, 2010)
Rantai dan Ikat
Leher dengan Label Bernomor (Neck Chains and Straps with Numbered Tags).
Berbagai jenis label logam atau plastik dapat dilekatkan ke sebuah rantai, tali
(rope) atau tali kulit (leathe strap) lalu diikatkan ke sekitar leher. yang
paling umum digunakan adalah rantai leher (McGlone,2010). Cara ini terutama sangat cocok bila ternak
ditempatkan dalam kandang kotak (stall). Sehingga pernyataan tersebut
memberikan ide pada teknologi yang
kami gunakan yakni dengan melakukan pengenalan pada alat-alat yang akan
digunakan untuk sistem rekording. Antara lain yakni dengan pengenalan kalung
dan buku catatan rekording serta pengenalan bagaimana cara menggunakannya. (Pang,2009).
Breading
memberikan informasi Identitas Ternak. Nama dan nomor identitas ternak ditulis
di bagian atas lembaran catatan (Simmons,2008). Cara ini akan
memudahkan dalam mencari catatan masing-masing ternak. Tanggal lahir, nama
bapak dan induk ditulis di bawahnya. Tanggal
Birahi dan Catatan Khusus. Peternak harus mencatat tanggal birahi dari
setiap kambing walaupun ternak tersebut belum akan
dikawinkan pada saat tersebut. Tanggal Kawin diperlukan untuk memperkirakan
tanggal melahirkan dan mencatat identitas pejantan. Tanggal ternak yang akan
melahirkan, hal ini diperlukan untuk mempermudah dalam memperkirakan usia
dariternak tersebut. (Prag Van Easther, 2009)
|
Tahapan pembuatan
kode kalung pada ternak kambing
:
-
Alat
:
1.




Gunting





2.

Spidol


-
Bahan
:
1.
Kardus
bekas
2.
Solatip
3.
Tambang rafia

-
Tahapan
Pembuatan :
1.
Digunting
kardus bekas dengan ukuran 5x8 cm
2.
Diberi
nomor sesuai dengan urutan menggunakan spidol
3.
Kardus
yang telah digunting dan diberi angka kemudian disolasi pada seluruh bagiannya
4.
Diberikan
lubang kecil pada bagian atas kardus
5.
Di
gunting tali rafia tersebut dengan ukuran 10 cm
6.
Dimasukkan
tali rafia yang telah dibuat tambang pada lubang kardus tersebut
7.
Diikatkan
tali rafia tersebut pada tali tambang yang telah mengikat
ternak tersebut.
Tabel 2 Contoh table recording pada ternak kambing
Kode
|
Nama
|
Jenis kelamin
|
Tanggal lahir
|
Tanggal kawin
|
Bobot kambing
|
Usia kambing
|
Perkiraan lahir
|
Status
|
IM007
|
SINTA
|
BETINA
|
25/11/2010
|
02/03/2014
|
45,82 kg
|
30 bulan
|
2007/20/14
|
-
|
3.3.
Media penyuluhan
Media penyuluhan
yang digunakan yakni :
a. Secara
langsung
Untuk media
penyuluhan secara langsung ini dibagi menjadi dua antara lain :
-
Materi
dan dengan video visual
Media ini
dilaksanakan dengan melakukan manfaat dan penjelasan yang terinci pada
rekording dengan meggunakan kalung terserbut, dan kami memutarkan video visual
tentang sistem rekording pada ternak.
-
Praktek
Media ini
dilaksanakan ketika peserta telah diberikan materi dan video visual kemudian
dilaksanakanlah praktek pada ternak secara langsung,. Hal ini dimaksudkan agar
peserta lebih memahami lagi.
b. Flip
chart
Media
ini digunakan untuk menjelaskan konsep dari Sistem Rekording Pada Ternak
Kambing kepada warga. Yang dimana isinya mulai dari bagaimana pembuatan nomor
kalung, pemasangan, hingga sistem rekordingya.
DAFTAR
PUSTAKA
Anggraeni
Anneke, 2003. Keragaan produksi susu sapi
perah : kajian pada faktor koreksi pengaruh lingkungan internal. Balai
peneletian ternak ;Bogor
Bullo daniel,N
agustinus, kairupan, 2014. Pemanfaatan
daun gamal sebagai bahan pakan ternak kambing pada perkebunan kakao di sulawesi tengah.
Balai pengkaji teknologi pertanian ; sulawesi tengah
Fuchs Anton. 2009. Using Capacitive Sensing To Determine The Moisture Content Of Wood
Pellets – Investigations And Application. International Journal On Smart
Sensing And Intelligent Systems, Vol. 2, No. 2,
Gebre Bilatu Agza . 2012. Effect of metabolic modifiers on meat quantity and quality. African
Journal of Food Science Vol. 6(11), pp. 294-301.
Hastono,2014. Upaya peningkatan Efesiensi Reproduksi
Ternak Domba di tingkat petani-ternak.Balai penelitian ternak ; Bogor
Hollander Lewis E. 2010. Unexplained Weight Gain
Transients At The Moment Of Death. Journal Of
Scientific Exploration, Vol. 15, No. 4, Pp. 495–500,
Marti S.,and
A. Velarde, 2010. Effects Of Ring
Castration With Local Anesthesia And Analgesia In Holstein Calves At 3 Months
Of Age On Welfare Indicators. J Anim Sci 88:2789-2796.
McGlone John . 2010. Guide for the Care and Use of Agricultural Animals in Research and
Teaching. Third edition. Federation of Animal Science Societies.
Pang W. Y. 2009. Effects
Of Banding Or Burdizzo Castration Of Bulls On Neutrophil Phagocytosis And
Respiratory Burst, Cd62-L Expression, And Serum Interleukin-8 Concentration. J Anim Sci 87:3187-3195.
Simmons S.F. 2008. The Accuracy Of Monthly Weight Assessments In Nursing Homes:
Implications For The Identification Of Weight Loss, The Journal Of
Nutrition, Health & Aging. Volume 34 , Number 83.
0 komentar:
Posting Komentar